Kisah Dia.

September tanggal tiga
Ia masih termangu seperti hari hari sebelumnya
Angannya melayang menjelajah masa depan
Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan yang kerap membuatnya terjaga

Ia tengah berusaha untuk memerangi sedu yang datang
Entah apa sebetulnya alasan yang acapkali sukses membuatnya terisak
Senyum yang dulu senantiasa hangat, kini tampak hambar
Ia selalu terlihat resah, sorot matanya menyiratkan kegelisahan dan ketakutan

Pernah sekali aku bertanya, ada apa dengannya
Ia terdiam sesaat, kemudian perlahan menggelengkan kepalanya kiri dan kanan
“Aku tidak tahu”, jawabnya pasrah
“Aku hanya merasa sepi, kosong, dan aku tak dapat melihat diriku di masa depan.”

Aku terhenyak.
Aku mengenalnya sebagai seorang dengan kemampuan prekognisi yang akurat.
Walaupun ia tak pernah mengakui, beberapa kejadian membuktikan ia memang manusia dengan intuisi kuat
Bahkan jika aku tak beragama, mungkin aku sudah menganggapnya sebagai peramal dan meminta jimat

08.32

Leave a comment