Wahai pujangga yang tak kenal sedan
Ijinkan hamba sampaikan kata
Yang tersamar dalam sebuah retorika
Tentang sajak cinta tak penuh makna
Pernahkah kau tanya apa isi hati
Rasa yang bahkan mungkin kau pungkiri
Dalamnya lautan nalar kau selami
Lama kau sadari salah diamati
Tak kuasa rasaku rindu
Tak rupa anganku sendu
Tak ayal asaku pilu
Merekayasa fakta dengan syair semu
Jakarta, 20 Juli 2020 (21.07)